Selasa, 24 Oktober 2023

Literasi Komunikasi Pariwisata


Indonesia kaya dengan keindahan bawah lautnya. Banyak sekali spot spot diving yang tentunya mempunyai keunikan masing-masing. Siapa sangka bahwa nama Indonesia pernah menjadi pemenang dalam Best Scuba Diving Destination 2021 yang diumumkan dalam Dive Magazine. 

Di era teknologi digital, media sosial memainkan peran dalam hal ini memperlihatkan keindahan-keindahan alam Indonesia. Namun, yg perlu diingat, literacy in tourism communication is not only about showcasing the beauty and charm of a destination.

Mengapa demikian? 
Gambar tersebut jelas berbeda dengan gambar sebelumnya. Gambar tersebut awal dipublikasi oleh penyelam Inggris bernama Rich Horner di Nusa Penida, Bali. Gambar tersebut merupakan sisi lain yang belum pernah kita lihat sebelumnya, dan kemudian kita tahu dari dokumentasi orang lain di media sosial. 

Bagaimana dengan yang ini? 

Seorang peneliti yang sedang menyelam bersama hiu paus atau whale sharks di Teluk Cendrawasih, Papua.

Saat melihat gambar hiu paus tersebut, perasaannya sama ketika melihat foto pertama. Rasa kagum melihat bagaimana keindahan di alam bawah laut, kehidupan-kehidupan di alam bawah laut yang tidak diketahui, dan segala bentuk keanekaragamannya. 

Kemudian berubah ketika melihat gambar di bawah ini

Gambar oknum polisi berdiri di atas bangkai hiu paus yang terdampar ini tentu sangat mengejutkan. Banyak sekali komentar orang-orang yang tidak senang atas foto tersebut. 

Dari empat gambar yang telah disajikan, kebaikan dan keburukan semacam berdampingan, baik dalam kehidupan sosial maupun dalam teknologi digital. Data Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan bahwa 70% wisatawan mencari informasi tentang destinasi wisata melalui mesin pencari di internet. Dan literasi komunikasi pariwisata, tidak hanya berbicara soal keindahannya saja tanpa memperhatikan masalah-masalah yang ada.
Seperti yang sudah dipaparkan terkait foto sampah yang didokumentasikan oleh penyelam, itu merupakan hal uang tidak terlihat sebelumnya. 

Media sosial yang memainkan peran disini menjadi menarik dan informatif tidak melulu karena menyajikan informasi terkait keindahan-keindahan alam dan wisata-wisatanya, tetapi menjadi menarik dan informatif jika ternyata ada sisi lain yang perlu kita lihat. Kita lihat, kemudian kita cerna untuk kesadaran kita dalam upaya menjaga dan mempertahankannya. 
Komunikasi pariwisata tidak hanya berbicara tentang keindahan dan daya tarik suatu destinasi, tetapi juga melibatkan upaya untuk menjaga lingkungan, kebersihan, dan kelestarian sumber daya alam.Hal ini penting untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat dan wisatawan.

Selasa, 23 Mei 2023

Menelisik Sejauh Mana Regulator Kesehatan Mempersiapkan Ekosistem Digital dalam Melindungi Keamanan Konsumen

    Perlu kita tahu bahwa saat ini, dunia kesehatan sangat berkembang, dan diiringi dengan perkembangan teknologi. Mungkin, dulu kita masih melihat beberapa rekam medis yang menggunakan kertas, saat ini kecanggihan teknologi menggantikan aktivitas itu, karena data kesehatan bisa diakses dimanapun dan kapanpun. Inovasi baru ini tidaklah mungkin tidak melahirkan sebuah masalah meski disebut sebagai sebuah inovasi. Dapat diakui bahwa inovasi dalam dunia kesehatan memberikan impact positif ke dalam kehidupan kita dengan memberikan bantuan akses perawatan yang sebelumnya belum pernah ada. 

    Salah satu permasalahan yang kemudian muncul adalah keamanan data pasien. Faktanya ada beberapa aplikasi kesehatan yang diduga mempunyai masalah dalam keamanan atau privasi data pasien. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Moh Adib Khumaidi pernah menerangkan bahwa dengan adanya aplikasi kesehatan memang menguntungkan bagi kedua belah pihak baik dokter atau konsumen kesehatan, tetapi masyarakat masih belum paham bagaimana keamanan data mereka dilindungi. 

Para peneliti The British Medical Journal melakukan analisis mendalam tentang masalah keamanan data pasien pada aplikasi kesehatan. Dan mereka menerangkan bahwa banyak aplikasi yang mengumpulkan data kesehatan pengguna app dan pemanfaatanya kadang tidak dipahami oleh pengguna. Padahal, seharusnya dalam aplikasi tersebut perlu namanya pemberitahuan tentang penggunaan aplikasi, praktiknya, serta resiko privasi sebelum penggunaan aplikasinya.

Dan akhirnya, masyarakat tidak sadar akan datanya yang kemudian digunakan. Data yang bersifat pribadi itupun dapat disalahgunakan oleh orang. Data pribadi, juga dikenal sebagai informasi milik pribadi, adalah informasi yang mengidentifikasi seseorang secara langsung atau tidak langsung: alamat, nama, nomor telepon, atau nomor KK, atau nomor NPWP. Informasi Milik Pribadi dapat dikategorikan menjadi Informasi dasar dan Informasi Sensitif. Contoh informasi sensitif seperti nomor SIM, nomor KK, Nomor NPWP, rekam medis, dan informasi biometrik.

Pertanyaannya, sejauh mana regulator kesehatan dalam menjamin keamanan data pasien itu dengan teknologi yang ada? Mengacu pada Informasi Kesehatan. Informasi Kesehatan tergolong informasi rahasia, informasi terbatas; dan informasi publik yang harus mendapat perlindungan. Mengingat data ini sangat rentan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Aplikasi kesehatan yang difasilitasi oleh infrastruktur TIK sangatlah rentan dengan kejahatan seperti ini. Bahkan, beberapa negara di luar negeri sengaja membuat dan merevisi peraturan perlindungan data pribadi. Kemudian di Indonesia, dilakukan berbagai upaya oleh regulator kesehatan beserta seluruh pengelola terkait untuk meningkatkan ketersediaan kebijakan privasi yang mengikuti standar pada aplikasi berbasis mobile di, dan dapat dilakukan kebijakan sebagai berikut:
1. Mengefektifkan dan merutinkan kegiatan monitoring dan evaluasi rutin terhadap aplikasi kesehatan berbasis mobile pada seluruh platform digital seperti Android dan IoS yang mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi No 4 tahun 2016 tentang Standar Manajemen Pengamanan Informasi (Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2016)
2. Kemenkominfo dan Badan Siber Sandi Negara (BSSN) perlu berkolaborasi untuk menetapkan standar keamanan dan privasi data kesehatan yang dituangkan dalam peraturan (kebijakan) mengenai standar teknis dan konten kebijakan privasi sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan dan keamanan
teknologi.
3. Standar keamanan dan privasi yang dipilih diatur dalam suatu petunjuk teknis yang disusun dengan baik, mudah dipahami dan mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia. Salah satu standarisasi yang baku dikeluarkan oleh Lembaga ISO (International Standard Organization). Keamanan dan Privasi suatu organisasi dinilai melalui ISO 27001 dan ISO 27701. Keduanya mengikuti peraturan kemanan dan privasi internasional seperti GDPR, NST, HIPAA dan lainnya.
4. Pembinaan dan pendampingan terhadap pengembang atau Start-Up yang baru memulai pengembangan aplikasi yang tidak hanya mementingkan minat masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan namun juga mementingkan aspek keamanan dan privasi data pengguna.
5. Meningkatkan literasi masyarakat terhadap kebijakan privasi yang terdapat pada aplikasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga data individu saat menggunakan aplikasi berbasis mobile.

Referensi : 

Kamis, 30 Maret 2023

Analisis Kepribadian dalam Film "Split"

Split, 2017

Film "Split" adalah film yang disutradarai oleh M. Night Shyamalan yang dirilis pada tahun 2017 dengan durasi film 117 menit. Film bergenre psychological thriller ini menceritakan tentang tokoh Kevin Wendell Crumb yang diperankan oleh James McAvoy, dimana dia memiliki 23 kepribadian atau kepribadian ganda. 

Dari ulasan singkatnya saja kita akan bertanya-tanya, 23 kepribadian ganda? Seperti apa? Dengan 2 kepribadian ganda saja, seseorang telah mendapati rumitnya, lalu bagaimana dengan seseorang yang memiliki bahkan lebih dari 20 kepribadian?

Sinopsis

Tokoh Kevin, yang diperankan oleh James McAvoy dikisahkan sebagai seseorang yang mempunyai kelainan psikologis, yakni memiliki penyakit Dissociative Identity Disorder atau kita kenal sebagai seseorang dengan kepribadian ganda. Pada awal film ini, telah dimulai dengan adegan penculikan 3 gadis yang bernama Casey, Claire, dan Marcia. Mereka inu harus mengetahui kepribadian seorang Kevin yang ramah, sebelum kepribadian yang ke-24 itu muncul. Dengan itu, mereka bertiga bisa selamat.

Analisis 

Film ini dengan jelas menceritakan tentang kondisi psikologis dari Kevin, yang ternyata itu adalah sebuah trauma masa lalunya. Dalam film, diceritakan bahwa Kevin kecil sering dimarahi oleh ibunya. Sehingga dari trauma tersebut, berdampak pada kondisi psikologisnya. Dan mengapa hal itu bisa terjadi, itu dikarenakan antara masa kecil yang traumatik dengan kepribadian ganda, mereka yang mengalami hal itu cenderung memilih untuk melarikan diri dengan mengembangkan kepribadian yang lainnya, dan hal inilah yang disebut dengan disosiatif. Pengalaman traumatik yang berulang-ulang itu, justru membuat mereka menyempurnakan atau menyukseskan dalam penghipnotisan terhadap diri mereka sendiri. Sugesti-sugesti yang mereka berikan terhadap diri sendiri semakin lama semakin lekat.

Jadi, saat kepribadian lainnya muncul, maka kesadaran akan ditekan oleh kepribadian yang muncul, sehingga mereka yang memiliki kepribadian ganda seolah tidak perlu menghadapi situasi yang menakutkan. Padahal nyatanya, itu adalah sebuah penyakit gangguan jiwa yang serius. Dan dalam film tersebut, saat kepribadian berganti-ganti, kepribadian yang sebelumnya tidak akan sadar, bahkan kepribadian setelahnya pun demikian. 

Kepribadian ganda yang telah dialami Kevin, dinyatakan sebagai gangguan mental. Masa kanak-kanak ini sebagai kuncinya. Masa-masa itu adalah masa dimana mereka akan menciptakan bagaimana kepribadiannya, jadi perlu untuk dijaga dengan baik. Dan, kasih sayang orangtua adalah hal terpenting dalam mendukung anak-anak di masa itu. Kasih sayang yang diberikan akan memiliki pengaruh bagi tumbuh kembang kepribadian sang anak. 

Dalam film Split ini, karena kurangnya kasih sayang yang diberikan oleh orangtua Kevin, menjadi pemicu keadaan psikologis Kevin yang demikian. Bahkan hingga memiliki 23 kepribadian. Itu membuat kepribadian lainnya terbentuk, karena rasa ingin lari dari rasa takut dan trauma. Kepribadian ganda itupun menguasai tubuh Kevin.

Kesimpulannya adalah, orangtua memegang peranan penting untuk dapat memantau dan memberikan dukungan penuh dalam rangka terciptanya kepribadian anak yang baik. Pendekatan emosional pun perlu dilakukan dengan cara memposisikan diri kita di pihak lawan. Dan, sebagai seorang pendengar, kita perlu berpikir sekiranya kata-kata yang tidak patut dituturkan, sebaiknya dihindari karena dapat menyinggung perasaan bahkan hingga muncul rasa depresi. Sebenarnya bukan hanya dari orangtua saja, tetapi dari diri kita sendiri juga harus mampu menghadapi rasa takut, cemas, trauma itu sendiri. Kontrol diri adalah hal yang penting pula. Karena diri ini milik kita sendiri.

Sabtu, 10 Desember 2022

Analisis Gaya Kepemimpinan Para Petinggi Negara dalam Acara KTT G20 di Bali

                                Sumber : pesona.indonesia 


Acara KTT G20 yang dilaksanakan di Indonesia, yakni di Bali kemarin merupakan pertemuan penting yang dipercayakan kepada Indonesia untuk memegang presidensi G20 2022. Dilaksanakan sejak 15 November 2022 kemarin.
G20 dibentuk pada tahun 1999. Merupakan forum kerja sama yang bersifat multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa dengan perekonomian tertinggi di dunia.

Dengan banyaknya para petinggi negara yang hadir, tentu menjadi menarik ketika dianalisis gaya kepemimpinan masing-masing negara. Karena gaya kepempimpinan merupakan hal yang penting dalam sebuah negara, begitu pulsa jiwa kepemimpinan yang mestinya setiap kepala negara miliki. Dalam G20, yang terdiri dari 19 negara, mayoritas cenderung pada gaya kepemimpinan demokratis, liberalis, dan transformasional. 

Berikut analisis gaya kepemimpinan beberapa negara :

1. Amerika Serikat (Joe Biden)
Gaya kepemimpinannya dikenal dengan Partai Demokrat, yang mana gaya kepemimpinan ini memfokuskan pada kebutuhan warga Amerika Serikat. Kepemimpinan Joe Biden ini bersedia untuk mendengarkan masyarakat. Dan gaya kepemimpinan Joe Biden yang demokratis ini memberikan pengaruh besar terhadap kinerja negara karena mau untuk mendengar suara masyarakat dan mendengarkan saran yang patut untuk dilakukan kedepannya.

2. China (Xi Jinping)
China adalah negara komunis, dan ciri khas dari negara komunis adalah gaya kepemimpinannya yang otoriter, atau bisa disebut dengan otokratik. Dimana seorang pemimpin mempunyai kendali yang penuh atas kekuasaannya. Biasanya, dalam gaya kepemimpinan otoriter ini pemimpin cenderung memaksa dan mendesak bawahannya dengan kekuasaan yang dimilikinya. 

3. Kanada
Gaya kepemimpinan Kanada dengan Perdana Mentri Kanada sendiri yaitu Justin Trudeau adalah liberalisme, dimana pemimpin memberikan kebebasan bagi warganya. Kebebasannya antara lain kebebasan berpikir, berpendapay, berkarya, berkumpul, maupun berinteraksi. Gaya kepemimpinan ini cenderung menganut paham yakni negara itu dibentuk oleh masyarakatnya sendiri, dengan demikian negara tersebut bisa tetap baik dan rasional. 

4. Arab Saudi
Arab Saudi dengan Raja Salman memiliki gaya kepemimpinan otoriter, yang mana kekuasaan sepenuhnya berada di tangan pemimpin. Berikut juga pengambilan keputusan, yang mutlak diambil oleh pemimpin, sedangkan bawahan tidak diperkenankan untuk memberikan pandangan, pertimbangan, atau bahkan pengambilan keputusan.

5. Turki 
Ada beberapa gaya kepemimpinan yang dianut oleh pemimpin turki yaitu Erdogan, seperti gaya kepemimpinan karismatik, gaya kepemimpinan pelayan, gaya kepemimpinan otoriter. Gaya kepemimpinan karismatik dan otoriter mungkin sering kita dengar. Kali ini, ada gaya kepemimpinan yang berbeda yaitu gaya kepemimpinan pelayan. Jadi, gaya kepemimpinan pelayan ini atau servant leadership, merupakan gaya kepemimpinan yang lebih memprioritaskan pada pelayanan terhadap pihak lain. Dan pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini akan melayani terlebih dahulu sebelum ada keinginan untuk memimpin.

6. Australia
Australia menganut gaya kepemimpinan demokrasi liberal yang mana memberikan kebebasan bagi warganya untuk berbicara maupun berserikat. Selain itu para masyarakat juga mendapatkan supremasi hukum. Praktik dan kelembagaan dari negara Australia mencontoh negara Inggris dan Amerika Utara. 

7. Indonesia 
Gaya kepemimpinan Presiden Jokowi adalah gaya kepemimpinan transformasional. Presiden Jokowi memimpin masyarakat Indonesia dengan cara memberikan, merangsang, dan menginspirasi rakyat agar mencapai hasil yang maksimal. Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin begitu memberikan perhatian penuh pada kesadaran masyarakat. Gaya kepemimpinan ini juga kerapkali memberikan penghargaan atau reward untuk memotivasi bawahan, dan pemimpin akan melakukan tindakan koreksi atau korektif ketika bawahannya gagal dalam mencapai suatu tujuan.

Hal yang menarik dari KTT G20 yang dilaksanakan di Bali :

Dari tema yang diusung dalam acara G20 Indonesia 2022, yaitu tema "Recover Together, Recover Stronger". Dimana Indonesia sebagai presidensi G20, mengajak seluruh negara untuk saling baju membahu, tumbuh dengan kuat, serta mengajak untuk pulih bersama.
Kemudian, dari kerjasama forum multilateral ini, Indonesia dapat memperkenalkan bagaimana kualitas sumberdaya nya, baik sumberdaya alamnya maupun sumber daya manusianya. Indonesia secara aktif berkontribusi dalam forum G20 dan mendapatkan kesempatan untuk menjadi pusat perhatian dunia. Jadi, Indonesia tidak hanya merasakan manfaat secara perekonomian saja, tetapi juga secara politik, sosial, maupun budayanya. 
Jika kemudian dibahas lebih lanjut, Indonesia sukses melaksanakan acara tersebut, dengan menggelar berbagai budaya, memperkenalkan berbagai kualitas dari negara Indonesia secara nyata, serta tidak tanggung-tanggung dalam penyelenggaraan acara KTT G20 ini. 

Indonesia sebagai satu satunya negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam G20. Melalui acara KTT G20 2022 ini, hal menarik lagi adalah mampu meredakan ketegangan geopolitik, antara Amerika Serikat dengan China. Joe Biden bahkan mengatakan, bahwa ia merasa senang dengan pertemuan tersebut. Atas hal itu, mereka berharap adanya peningkatan keterbukaan antara keduanya, agar kedepannya dapat membahas isu-isu strategis dan menangani hubungan baik kedepannya. Acara ini menjembatani komunikasi bagi negara-negara yang mengalami ketegangan di dunia geopolitik. 

Rabu, 30 November 2022

Unsur Kearifan Lokal dalam Film "Jelita Sejuba"

Sumber : Instagram/film_jelitasejuba

Beberapa film di Indonesia banyak melirik nilai budaya masyarakat sebagai unsur atau bagian dari sebuah film. Ide cerita dengan mengangkat kearifan lokal selaras dengan keadaan bangsa Indonesia yang memiliki beragam budaya. Film yang kemudian, mengandung nilai kearifan lokal ini dapat menjadi alat untuk melestarikan kearifan lokal itu sendiri. Salah satu dari penetasan ide tersebut yaitu pada Film Jelita Sejuba. Film berdurasi 90 menit tersebut dirilis pada tahun 2018 yang menceritakan tentang kisah perjuangan cinta yang memiliki dinamika tersendiri. Disutradai oleh Ray Nayoan, film ini pernah menjadi film dengan rancangan produksi terbaik.

Film tersebut mengenalkan beberapa nilai kearifan lokal diantaranya mengenalkan kehidupan di Pulau Natuna, kepulauan terluar Indonesia. Keindahan Pulau Natuna dan kehidupan didalamnya membuat film ini apik tidak hanya dengan drama percintaan didalamnya, tetapi juga dengan kearifan lokal Pulau Natuna itu sendiri.

Dengan menceritakan latar belakang budaya masyarakat Pulau Natuna, kearifan lokal dalam film Jelita Sejuba ini diperlihatkan melalui banyak hal. Masyarakat yang ada di Pulau Natuna menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa kesehariannya. Melalui dibuatnya film Jelita Sejuba, membuat kearifan lokal di Pulau Natuna ini dikenal.

Pertama, dari segi berpakaian. Film ini merepresentasikan bagaimana kelokalan masyarakat Natuna yang berbudaya melayu. Pakaian pemeran laki-laki dengan baju tanpa kerah serta dilengkapi dengan sarung untuk menutupi celana, dengan posisi selutut. Kemudian pemeran wanitanya menggunakan baju tertutup dengan berkerudung. Selain kearifan lokal pada pakaiannya, film ini juga inginmenyampaikan bagaimana nilai moral yang ada dalam kearifan lokal tersebut, tidak lain adalah mencerminkan orang Melayu yang senantiasa menjunjung nilai kesopanan dalam berpakaian tertutup. Terlebih lagi, masyarakat Melayu dikenal dengan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai keagamaan dan kental dengan perilaku agamanya. Mereka menempatkan tata cara berpakaian sebagai adab mereka.

Kedua, dari segi bahasa. Sebelumnya telah disinggung bahwa masyarakat Natuna menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa kesehariannya. Dalam film Jelita Sejuba ini, bahasa Melayu diangkat sebagai identitas dari masyarakat Melayu. Penggunaan 80% bahasa tersebut menampilkan sebuah keunikan dalam film ini.

Ketiga, tempat tinggal masyarakat. Dalam film Jelita Sejuba, juga memperkenalkan bagaimana pesona Pulau Natuna. Film ini menunjukan kehidupan masyarakat Natuna yang tempat tinggalnya beradaa di pesisir pantai. Dari film ini dapat dilihat bahwa kearifan lokal lain dari masyarakat Natuna adalah dengan keadaan tempat tinggal mereka yang berdekatan, dan nilai dari kearifan lokal tersebut adalah penduduknya yang dekat dan bersahabat.

Keempat, lagu atau musik. Film ini mencoba memperlihatkan kekentalan masyarakat Natuna pada musik Melayu nya. Masyarakat Natuna begitu mencintai musik daerah Melayu. Kepercayaan masyarakat Natuna, adalah bahwa musik mengandung nilai-nilai luhur dan kebaikan.

Film Jelita Sejuba ini berhasil menggambarkan kearifan lokal yang ada pada masyarakat di Pulau Natuna. Nilai-nilai tersebut mengiringi setiap alur cerita yang ada dalam Film Jelita Sejuba. Banyak pula nilai filosofis yang dapat kita simpulkan dalam film ini, salah satunya dalah penggunaan bahasa Melayu, atau bahasa daerah mereka sendiri yang tetap dijunjung tinggi karena itu adalah bentuk identitas.

Lalu, bagaimana saran pengembangan terhadap eksistensi nilai-nilai kearifan lokal yang ada di era sekarang? 
Pentingnya kesadaran terhadap eksistensi kearifan lokal daerah masing-masing menjadi salah satu hal yang paling penting agar nilai-nilai kearifan lokal tetap ada. Tanpa kesaran, masyarakat akan buta terhadap apa yang harus dijaga, dan penting untuk dikembangkan. Kearifan lokal seharusnya tertanam bukan pada masyarakatnya, tetapi pada masing setiap individu. Karna kearifan lokal, adalah bentuk representasi dari budaya kelompok atau masyarakat tertentu.

Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah dengan membuat pendekatan secara universal tentang sebuah nilai kearifan lokal. Karena kearifan lokal adalah unsur yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah identitas budaya dan bangsa Indonesia. Salah satu pendekatan secara universal itu tadi adalah dengan produksi film, agar nilai nilai kearifan lokal dapat diketahui masyarakat luas, dan tidak hanya sebatas pada pengetahuan saja. Kita bisa memperkuat dan mengembangkan eksistensi nilai-nilai kearifan lokal tidak hanya dengan produksi film saja. Karena, dengan keadaan era sekarang ini, dunia tidak lagi berbatas, kita dapat memperkenalkan nilai kearifan lokal suatu daerah menggunakan media, yang mana selaras dengan fungsi media sebagai wadah komunikasi yang efektif. Media tidak hanya dimanfaatkan sebagai sarana untuk hiburan saja, tetapi bisa dimanfaatkan untuk mensosialisasikan kearifan lokal, penanaman suatu nilai, bahkan propaganda hingga persuasi.

Kesadaran akan eksistensi dari kearifan lokal dinilai penting karena seiringnya zaman, keyakinan masyarakat mulai pudar, dan jangan sampai generasi berikutnya tidak memahami atau bahkan tidak mengenal nilai-nilai kearifan lokal itu sendiri. Hal tersebut menjadi urgensi mengapa kita harus sadar dan tidak berdiam diri. Itu dilakukan agar eksistensi nilai-nilai kearifan lokal berkembang, lestari, dan tidak hilang.




Referensi :

Dedi Arman. 2018 . "Menjual" Natuna Lewat Jelita Sejuba. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/menjual-natuna-lewat-jelita-sejuba/

Hidayat D. dkk. 2019. Nilai-nilai kearifan lokal pada unsur naratif dan sinematik film Jelita Sejuba. Jurnal Unpad. Volume 3, No. 2, 2019, hlm. 113-125




Kamis, 07 Oktober 2021

Bentuk Visualisasi Konseptual Teori dalam Komunikasi

Ada tiga kerangka pemahaman konseptual komunikasi yaitu, komunikasi sebagai tindakan satu-arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.

Untuk lebih jelasnya, berikut bentuk visualisasi dari konseptualisasi komunikasi. 

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Komunikasi sebagai tindakan satu arah artinya dalam komunikasi tersebut, seseorang atau kelompok hanya memberikan informasi tanpa mengharapkan sanggahan atau tanggapan dari penerimanya. Dalam ilustrasi tersebut yaitu acara Webinar Public Relations Dialogues, Public Speaking 101 : Get To Know More How To be A Better Public Speaker yang dilakukan melalui zoom meeting. Dalam webinar tersebut, speaker hanya menginformasikan bagaimana cara menjadi public speaker yang baik, tips meningkatkan public speaking, dan cara agar percaya diri tampil di depan umum. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap sebagai tindakan yang sengaja (intentional act) untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti enjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Pendek kata, konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu-arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi bersifat instrumental dan persuasif.

2. Komunikasi sebagai Interaksi

Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian.
Komunikasi sebagai interaksi dipandang sebagai sesuatu yang lebih dinamis dibandingkan komunikasi satu-arah. Dalam ilustrasi tersebut, yaitu live instagram salah satu presenter berita terkenal Wandha Dwi Utari, melakukan siaran langsung di Instagram. Dianggap masuk ke dalam konseptual komunikasi sebagai interaksi, karena didalamnya ada interaksi antara penonton dari siaran langsung tersebut dengan orang yang sedang melakukan siaran langsung. Mereka mengetik berbagai pertanyaan di kolom komentar agar dibaca oleh orang tersebut dan ditanggapi. 

3. Komunikasi sebagai Transaksi


Di dalam ilustrasi tersebut, dikatakan masuk ke dalam konseptualisasi komunikasi yang ketiga yaitu komunikasi sebagai transaksi, karena orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal. Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi yang terjadi. Akan lebih banyak terdapat peran, hubungan yang lebih rumit, dan lebih banyak pesan verbal dan nonverbal. Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Hingga derajat tertentu para pelakunya sadar akan kehadiran orang lain di dekatnya dan komunikasi sedang terjadi, meskipun pelaku tidak dapat mengontrol sepenuhnya bagaimana orang lain menafsirkan perilaku verbal dan nonverbalnya. 


Demikian 3 bentuk konseptualisasi dalam komunikasi, semoga bermanfaat. 

Referensi :

Selasa, 21 September 2021

Contoh Fenomena Sosial yang Mencakup Empat Tipe Manusia dalam Kehidupan Sehari-hari.

Tahukah kalian bahwa ada empat tipe manusia dalam kehidupan ini? 

Lalu, apa saja?

(Pertama), manusia yang tahu dan tahu bahwa dia tahu.
(Kedua), manusia yang tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tahu. 
(Ketiga), manusia yang tidak tahu dan tahu bahwa dia tidak tahu. 
(Keempat), manusia yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. 

Keempat tipe manusia di atas merupakan terjemahan dari kitab Ihy' `Ulmiddn, karya Abu Hamid Al-Ghazali. Dalam kehidupan ini, tentunya penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana keempat tipe manusia tersebut. 

Seperti ini penjelasannya. 

Pertama, manusia yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu. Dia ini adalah tipe ideal orang berilmu, yaitu menyadari dirinya mengetahui dan tidak ragu untuk mengamalkan ilmu pengetahuannya. 
Ini adalah jenis manusia paling baik, karena dia sendiri tahu bahwa dia berilmu, dan berusaha semaksimal mungkin agar ilmunya itu bermanfaat tidak hanya bagi dirinya, tapi bagi orang lain pula. 
Sebagai contoh, para 'alim 'ulama, yang selalu menyebarkan ilmunya, berharap dengan ilmu yang telah disampaikan, mampu mengubah orang-orang menjadi lebih baik lagi. 
Orang dengan tipe ini adalah jenis manusia unggul yang tidak membiarkan ilmu yang dimiliki nya berhenti begitu saja. 

Ilustrasi manusia yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu. 
                      Sumber : https://pin.it/1EjkOk9


Kedua, manusia yang tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tahu. Orang dalam tipe ini termasuk ke dalam golongan orang yang lalai, dan harus diperingatkan. Pasti kita pernah menemukan orang jenis ini, dia sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa, tetapi ia tidak tau kalau dia sebenarnya memiliki potensi. Dan, dia merasa keberadaan dia seakan tidak berguna. Sama saja dengan orang yang mengerti dan paham soal ekonomi, tetapi belum dan enggan untuk menerapkannya.

Sebagai contoh seseorang mengetahui apa arti kata sabar, bagaimana cara untuk bersabar. Namun, saat tertimpa masalah, ia tidak mampu menghadapinya dengan rasa sabar itu. Atau dalam kata lain, sebatas mengerti teori tanpa prakteknya.

Ketiga, manusia yang tidak tahu dan tahu bahwa dia tidak tahu. Menurut Imam Ghazali, jenis manusia ini masih tergolong baik. Sebab, ini jenis manusia yang bisa menyadari kekurangannya. Ia bisa mengintropeksi dirinya, berusaha, dan bisa menempatkan dirinya di tempat yang sepantasnya. Ia pandai, maka dari itu ia ingin mencari tahu apa yang ia tidak tahu. Dia belajar, karena dengan belajar, sangat diharapkan suatu saat dia menjadi orang yang berilmu, dan bisa sampai pada tingkat pertama. Terkadang, manusia seperti ini mengalami banyak kesusahan di dunia, tapi akan mendapatkan banyak kebahagiaan di akhiratnya. 

Contoh paling mudah adalah seorang siswa, mahasiswa, orang yang mengikuti kajian, orang yang mengikuti pelatihan, webinar, dan sesuatu dimana apabila dia mengikuti, maka dia akan mendapatkan ilmu.

Ilustrasi manusia yang tidak tahu dan tahu bahwa dia tidak tahu. 
                    Sumber : https://pin.it/7zVhcdD


Dan, yang terakhir manusia yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Ini adalah jenis orang yang paling buruk. Dia selalu merasa mengerti, selalu merasa tahu, dan selalu merasa memiliki ilmu. Padahal, ia tidak tahu apa-apa. Dan, manusia seperti ini akan susah diingatkan, ia pun akan membantah jika diingatkan, sebab dia merasa bahwa dia tahu. 

Orang dengan tipe ini tidak haus ilmu, sehingga bisa dibilang ia termasuk orang yang merugi. Pasti kita pernah menemui orang dengan sifat seperti ini. Rasanya memang susah untuk beradaptasi, karena dia hanya ingin bahwa dirinya dianggap tau dan dianggap paling benar.

Bahkan dalam kitab Ihy'Ulmiddn tercatat bahwa pengusiran adalah tindakan yang tepat terhadap orang bodoh yang tidak sadar tentang kebodohannya dan berlagak sombong dengan hal itu.
Pasti kita pernah melihat atau mendapati orang yang tidak bisa melakukan sesuatu hal, tetapi kemudian dia bersikeras melakukannya. Dan hasilnya mengecewakan, kemudian saat orang lain menegurnya, ia kemudian marah dan merasa dia sudah melakukan sesuatu yang benar dengan tetap melakukan hal yang sebenarnya tidak bisa dia lakukan. Hal seperti ini justru meresahkan. 

Nah, dari paparan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa manusia dengan tipe pertama adalah yang paling ideal. Kita wajib untuk mengamalkan ilmu yang sudah kita miliki. 
Dan, apabila kita belum sampai pada posisi tersebut, minimal kita menjadi orang yang harus haus akan ilmu, seperti tipe yang ketiga. Dengan cara itu, pelan pelan membawa kita kepada tipe yang pertama. 

Demikian. Semoga bermanfaat!




Referensi : 

Literasi Komunikasi Pariwisata

Indonesia kaya dengan keindahan bawah lautnya. Banyak sekali spot spot diving yang tentunya mempunyai keunikan masing-masing. Si...