Acara KTT G20 yang dilaksanakan di Indonesia, yakni di Bali kemarin merupakan pertemuan penting yang dipercayakan kepada Indonesia untuk memegang presidensi G20 2022. Dilaksanakan sejak 15 November 2022 kemarin.
G20 dibentuk pada tahun 1999. Merupakan forum kerja sama yang bersifat multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa dengan perekonomian tertinggi di dunia.
Dengan banyaknya para petinggi negara yang hadir, tentu menjadi menarik ketika dianalisis gaya kepemimpinan masing-masing negara. Karena gaya kepempimpinan merupakan hal yang penting dalam sebuah negara, begitu pulsa jiwa kepemimpinan yang mestinya setiap kepala negara miliki. Dalam G20, yang terdiri dari 19 negara, mayoritas cenderung pada gaya kepemimpinan demokratis, liberalis, dan transformasional.
Berikut analisis gaya kepemimpinan beberapa negara :
1. Amerika Serikat (Joe Biden)
Gaya kepemimpinannya dikenal dengan Partai Demokrat, yang mana gaya kepemimpinan ini memfokuskan pada kebutuhan warga Amerika Serikat. Kepemimpinan Joe Biden ini bersedia untuk mendengarkan masyarakat. Dan gaya kepemimpinan Joe Biden yang demokratis ini memberikan pengaruh besar terhadap kinerja negara karena mau untuk mendengar suara masyarakat dan mendengarkan saran yang patut untuk dilakukan kedepannya.
2. China (Xi Jinping)
China adalah negara komunis, dan ciri khas dari negara komunis adalah gaya kepemimpinannya yang otoriter, atau bisa disebut dengan otokratik. Dimana seorang pemimpin mempunyai kendali yang penuh atas kekuasaannya. Biasanya, dalam gaya kepemimpinan otoriter ini pemimpin cenderung memaksa dan mendesak bawahannya dengan kekuasaan yang dimilikinya.
3. Kanada
Gaya kepemimpinan Kanada dengan Perdana Mentri Kanada sendiri yaitu Justin Trudeau adalah liberalisme, dimana pemimpin memberikan kebebasan bagi warganya. Kebebasannya antara lain kebebasan berpikir, berpendapay, berkarya, berkumpul, maupun berinteraksi. Gaya kepemimpinan ini cenderung menganut paham yakni negara itu dibentuk oleh masyarakatnya sendiri, dengan demikian negara tersebut bisa tetap baik dan rasional.
4. Arab Saudi
Arab Saudi dengan Raja Salman memiliki gaya kepemimpinan otoriter, yang mana kekuasaan sepenuhnya berada di tangan pemimpin. Berikut juga pengambilan keputusan, yang mutlak diambil oleh pemimpin, sedangkan bawahan tidak diperkenankan untuk memberikan pandangan, pertimbangan, atau bahkan pengambilan keputusan.
5. Turki
Ada beberapa gaya kepemimpinan yang dianut oleh pemimpin turki yaitu Erdogan, seperti gaya kepemimpinan karismatik, gaya kepemimpinan pelayan, gaya kepemimpinan otoriter. Gaya kepemimpinan karismatik dan otoriter mungkin sering kita dengar. Kali ini, ada gaya kepemimpinan yang berbeda yaitu gaya kepemimpinan pelayan. Jadi, gaya kepemimpinan pelayan ini atau servant leadership, merupakan gaya kepemimpinan yang lebih memprioritaskan pada pelayanan terhadap pihak lain. Dan pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini akan melayani terlebih dahulu sebelum ada keinginan untuk memimpin.
6. Australia
Australia menganut gaya kepemimpinan demokrasi liberal yang mana memberikan kebebasan bagi warganya untuk berbicara maupun berserikat. Selain itu para masyarakat juga mendapatkan supremasi hukum. Praktik dan kelembagaan dari negara Australia mencontoh negara Inggris dan Amerika Utara.
7. Indonesia
Gaya kepemimpinan Presiden Jokowi adalah gaya kepemimpinan transformasional. Presiden Jokowi memimpin masyarakat Indonesia dengan cara memberikan, merangsang, dan menginspirasi rakyat agar mencapai hasil yang maksimal. Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin begitu memberikan perhatian penuh pada kesadaran masyarakat. Gaya kepemimpinan ini juga kerapkali memberikan penghargaan atau reward untuk memotivasi bawahan, dan pemimpin akan melakukan tindakan koreksi atau korektif ketika bawahannya gagal dalam mencapai suatu tujuan.
Hal yang menarik dari KTT G20 yang dilaksanakan di Bali :
Dari tema yang diusung dalam acara G20 Indonesia 2022, yaitu tema "Recover Together, Recover Stronger". Dimana Indonesia sebagai presidensi G20, mengajak seluruh negara untuk saling baju membahu, tumbuh dengan kuat, serta mengajak untuk pulih bersama.
Kemudian, dari kerjasama forum multilateral ini, Indonesia dapat memperkenalkan bagaimana kualitas sumberdaya nya, baik sumberdaya alamnya maupun sumber daya manusianya. Indonesia secara aktif berkontribusi dalam forum G20 dan mendapatkan kesempatan untuk menjadi pusat perhatian dunia. Jadi, Indonesia tidak hanya merasakan manfaat secara perekonomian saja, tetapi juga secara politik, sosial, maupun budayanya.
Jika kemudian dibahas lebih lanjut, Indonesia sukses melaksanakan acara tersebut, dengan menggelar berbagai budaya, memperkenalkan berbagai kualitas dari negara Indonesia secara nyata, serta tidak tanggung-tanggung dalam penyelenggaraan acara KTT G20 ini.
Indonesia sebagai satu satunya negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam G20. Melalui acara KTT G20 2022 ini, hal menarik lagi adalah mampu meredakan ketegangan geopolitik, antara Amerika Serikat dengan China. Joe Biden bahkan mengatakan, bahwa ia merasa senang dengan pertemuan tersebut. Atas hal itu, mereka berharap adanya peningkatan keterbukaan antara keduanya, agar kedepannya dapat membahas isu-isu strategis dan menangani hubungan baik kedepannya. Acara ini menjembatani komunikasi bagi negara-negara yang mengalami ketegangan di dunia geopolitik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar